Aku melihat Zainab binti Ali, aku tidak melihat wanita yang lebih jelas pembicaraan daripadanya, dia berkata:
“Wahai orang-orang Kufah, wahai para pengkhianat dan para pengecut, kubur tidak tertutup, tanah yang landai tidak tenang, kalian hanyalah seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu.
Ketahuilah yang ada pada kalian hanyalah kebencian dan kesialan, tabiat darah dan tipu daya musuh.
Kalian tidak lain kecuali seperti rumput hijau di atas kotoran atau perak di atas wanita di liang lahat.
Begitu buruk apa yang kalian lakukan, Allah memurkai kalian dan kalian akan kekal di dalam azab. Apakah kalian menangis? Demi Allah menangislah, demi Allah kalian pantas menangis, banyaklah menangis dan sedikitkan tertawa, kalian berhasil meraih aib dan keburukannya, kalian tidak akan menghilangnya dengan mencuci setelahnya selama-lamanya.”
Sumber: Disalin dari buku bagus “Meluruskan Sejarah Menguak Tabir Fitnah”, al Imam al-Qadhi Abu Bakar Ibnul Arabi, Tahqiq dan Ta’liq: al Allamah Muhibbuddin al-Khatib, Takrijh: Prof.Dr.Mahmud al-Istambuli, Dikaji Ulang: al Maktab as-Salafi dibawah arahan: Dr.Muhammad Jamil Ghazi, Penerbit Sahifa, Hal.339-340, Cet.2. Judul asli: al-Awashim min al-Qawahim, fi Tahqiq Mawaqif ash-Shahabah Ba’da wafat an-Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
0 komentar:
Posting Komentar